-->

Tanda Akhir Zaman, Orang Bodoh Dijadikan Pemimpin

Saat ini, sangat jarang pemimpin yang memiliki keempat kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sehingga tidaklah mengherankan jika sering terjadi tindakan amoral yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Dan tahukan sobat bahwa pemimpin semacam itu termasuk salah satu tanda akhir zaman? simak penjelasan berikut ini.
Pada hakikatnya, manusia diciptakan ke dunia ini untuk menjadi seorang pemimpin, setidaknya pemimpin untuk dirinya sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT di dalam terjemahan Al-qur'an surat Al-Baqarah ayat 30 sebagai berikut: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'. Mereka berkata, 'Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu dengan orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?' Tuhan berfirman, 'Sesungguhnya, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat di atas memuat dialog antara malaikat dengan Allah SWT terkait dengan rencana Allah untuk menciptakan manusia dan menjadikannya sebagai khalifah/pemimpin di bumi ini. Meskipun demikian, Allah SWT sudah mengetahui bahwa manusia tidak taat seperti mahluk-Nya yang diciptakan dari cahaya (malaikat) itu. Karena malaikat sadar akan hal itu, bahwa manusia dapat merusak keadaan dunia, malaikat pun menyanggah akan keputusan Allah SWT tersebut, akan tetapi dengan tegas Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, manusia diturunkan ke dunia untuk menjadikan khalifah, minimal untuk dirinya sendiri. Sebagai pemimpin, setiap tindak tanduk manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di hari akhir kelak. 
Ternyata menjadi pemimpin yang baik tidak cukup hanya memiliki kekuasaan dan karisma di mata masyarakatnya saja, sehingga orang-orang yang ada dalam kekuasaannya menjadi tunduk kepada kepemimpinannya. Tetapi, pemimpin yang baik harus mengacu pada cara memimpin yang diterapkan Nabi Muhammad SAW. Mengapa kita harus mengacu pada cara memimpinnya beliau? Selain sebagai contoh konkret bagi umat Islam, beliau juga mendapatkan pengakuan dari orang-orang yang di luar agama Islam. Salah satu contohnya adalah seorang Nasrani dan guru besar Astronomi Amerika, Michael H Hart di dalam bukunya yang berjudul The 100; A Rangking of The Most Influential Persons in History (New York, 1978), Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW di urutan paling depan dari 100 pemimpin dunia yang paling berpengaruh.
Belajar dari kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, maka diketahui bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan berikut:
1. Shidiq (jujur)
2. Tabligh (menyampaikan)
3. Amanah (dipercaya)
4. Fathanah (cerdas)

Seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat seperti ini sudah lebih dari cukup untuk menjadi pemimpin yang berkarakter baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Meskipun hal ini sangat sulit untuk dicapai, tetapi bukan berarti mustahil untuk meraih predikat sebagai pemimpin sejati.
Orang-orang yang disebut pemimpin saat ini, khususnya di negara kita, karakter dan sifat-sifatnya sangat jauh dari yang dimiliki dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan dapat dikatakan bahwa tidak satupun dari keempat sifat kepemimpinan nabi Muhammad SAW tersebut yang ada pada diri pemimpin saat ini. Menjadi tidak mengherankan jika kemudian kita sering menjumpai tindakan-tindakan amoral dan tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Tidak salah jika mereka disebut sebagai pemimpin yang buta dan tuli. Buta bukan berati mata mereka tidak bisa melihat, buktinya mereka bisa memanipulasi data, begitu juga bukan telinga mereka yang tuli sebab telinga mereka baik-baik saja tetapi hati nurani merekalah yang telah buta dan tuli oleh kekuasaan dan kerakusan terhadap harta dunia.
Lantas apakah kondisi pemimpin seperti disebutkan tadi menjadi tanda-tanda akan semakin dekatnya hari kiamat? Jika kita berpijak pada hadist yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berikut ini maka jawabannya iya. Rasulullah SAW bersabda, Apabila engkau melihat orang-orang yang tidak berterompa, tidak berpakaian (rakyat jelata yang miskin), tuli dan bisu menjadi penguasa di bumi, maka itulah tanda-tanda kiamat (HR. Muslim)
Menurut Imam Nawawi, yang dimaksudkan hadist ini adalah pemimpin yang tidak memiliki ilmu agama dan iman yang kuat, sehingga tidak berjalan sesuai koridor yang telah ditentukan oleh Allah SWT untuk umat manusia. Maksud dari tuli dan bisu dalam hadist ini juga sejalan dengan maksud yang terkandung dalam ayat 18 surat Al-baqarah, sebagai berikut: "Mereja tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).
Pada kesempatan lain, Nabi Muhammad SAW mempertegas akan akibat yang akan terjadi jika orang yang buta mata hatinya sudah menjadi penguasa di bumi ini dalam sabdanya "Hari kiamat tidak akan terjadi hingga yang berkuasa di dunia ialah luka' bin luka' "(HR. Thabrani).
Dalam bangsa Arab, kata Luka' memiliki arti budak. Ada pula yang mengartikan sebagai kotoran. Kata tersebut dipilih sebagai kiasan bagi orang yang bodoh dan hina, serta tercela. Terkadang pula, kata luka' ditujukan untuk seorang anak kecil yang apabila disematkan pada orang dewasa bermakna bahwa orang tersebut tidak memiliki banyak ilmu dan dangkal akalnya bahkan berani menolak ajaran agama yang mulia ini.
Sebagaimana terjadi pada saat ini, banyak pemimpin kita yang bisa dikatakan sangat jauh dari kata amanah (dapat dipercaya) dengan banyaknya kasus yang dibuat mereka secara sengaja maupun tidak sengaja oleh para pemimpin-pemimpin tersebut seperti kasus korupsi, pelecehan seksual, tidak hadir dalam rapat kenegaraan (Anggota DPR dan MPR), selingkuh, dan sebagainya bahkan banyak juga pemimpin yang tidak jujur dalam menjalankan tugasnya. Pada masa kampanye, pemimpin diantara kita banyak menjanjikan hal yang sangat menggiurkan kepada kita namun ketika telah menjabat, janji-janji yang pernah keluar dari mulut busuknya seolah hilang begitu saja akibat sifat Shiddiq (jujur) telah diangkat dari hati nuraninya. Beginilah potret pemimpin kita pada saat ini, yang pada akhirnya dapat menggambarkan bahwa kita telah hidup pada masa akhir dunia dimana banyak para pemimpin bodoh yang menjabat ditengah-tengah kita.

Sumber: Rofi'ie, Imam. 2013. Kenali Peristiwa-Peristiwa Tanda Akhir Zaman. Yogyakarta: Najah