Bandingkanlah kebijakan Gubernur Jendral Daendels dan Raffles dalam bidang politik, sosial, dan budaya di Hindia Belanda !
Daendels: pada masa pemerintahannya sebenarnya tugas utama Daendels ialah mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris maupun Perancis yang terlibat perang Waterloo dimana siapapun pihak yang menang akan berimbas pada daerah koloninya dan tugas yang kedua ialah memperbaiki keadaan tanah jajahan dari berbagai aspek terutama penyelewengan kekuasaan dan korupsi. Selain itu Johannes van den Bosch juga diberi tugas untuk menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara, membayar utang dan membayar biaya perang. Adapun upaya yang dilakukan Daendels pada saat menjadi Gubernur Jendral di Hindia Belanda ialah:
-Membangun jalan raya Pos dari Anyer hingga Panarukan. Dalam rangka menyukseskan pembangunan jalan raya tersebut ialah dengan cara memberlakukan kerja wajib (Verplichte diensten) serta melanjutkan penyerahan hasil bumi wajib (Verplichte Leverantie).
-Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
-Membangun pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon.
-Membangun angkatan perang yang terdiri dari orang-orang pribumi.
-Mendirikan pabrik senjata di Surabaya, pabrik meriam di Semarang, dan sekolah militer di Batavia.
-Membangun rumah sakit dan tangsi-tangsi militer yang baru.
-Membagi Pulau Jawa menjadi 9 prefektur yang setara dengan keresidenan.
-Mengangkat para bupati di Jawa menjadi pegawai pemerintahan.
-Menaikkan gaji pegawai agar tetap loyal terhadap pemerintahan.
-Mendirikan badan pengadilan yang disesuaikan dengan adat istiadat yang berlaku.
Raffles : pada masa pemerintahannya, raffles sangat menekankan asas-asas liberal, yaitu kebebasan , kesetaraan derajat manusia, dan supremasi hukum. Adapun kebijakan-kebijakan yang ia terapkan semasa pemerintahannya ialah:
-Menghapus kerja paksa dan melarang perdagangan budak.
-Memberi kebebasan kepada rakyat untuk menentukan tanaman yang ditanam.
-Menghapus pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplipchte Leverantie) yang sudah diterapkan pada masa VOC.
-Memperkenalkan sistem sewa tanah (landrent).
-Pemungutan pajak sewa tanah dilakukan per kepala. Sebelumnya, pada masa VOC dikenal pajak kolektif yang artinya tiap desa wajib menyerahkan pajak kepada VOC. Pada masa Raffles pajak merupakan kewajiban tiap-tiap orang bukan seluruh desa.
-Bupati diangkat menjadi pegawai pemerintah, dan jabatan yang diwariskan secara turun temurun dihapus.
-Membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan.
-Membentuk sistem pemerintahan dan sistem peradilan yang mengacu pada sistem yang dilaksanakan di Inggris.
Raffles : pada masa pemerintahannya, raffles sangat menekankan asas-asas liberal, yaitu kebebasan , kesetaraan derajat manusia, dan supremasi hukum. Adapun kebijakan-kebijakan yang ia terapkan semasa pemerintahannya ialah:
-Menghapus kerja paksa dan melarang perdagangan budak.
-Memberi kebebasan kepada rakyat untuk menentukan tanaman yang ditanam.
-Menghapus pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplipchte Leverantie) yang sudah diterapkan pada masa VOC.
-Memperkenalkan sistem sewa tanah (landrent).
-Pemungutan pajak sewa tanah dilakukan per kepala. Sebelumnya, pada masa VOC dikenal pajak kolektif yang artinya tiap desa wajib menyerahkan pajak kepada VOC. Pada masa Raffles pajak merupakan kewajiban tiap-tiap orang bukan seluruh desa.
-Bupati diangkat menjadi pegawai pemerintah, dan jabatan yang diwariskan secara turun temurun dihapus.
-Membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan.
-Membentuk sistem pemerintahan dan sistem peradilan yang mengacu pada sistem yang dilaksanakan di Inggris.
Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453 merupakan titik balik bagi perkembangan ekonomi dan ilmu pengetahuan di Eropa. Lakukan analisis terhadap hal tersebut!
Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh para bangsa di eropa membuat mereka sadar bahwa kebudayaan Islam yang ada dan sudah dibangun oleh umat Islam jauh mengalahkan mereka sehingga berakibat pada jatuhnya Konstantinopel yang merupakan pusat kerajaan Romawi Timur ke tangan Dinasti Tuki Usmani di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad al-Fatih pada tahun 1453 sehingga jalur perdagangan eropa secara kontan terputus dengan Asia dan Afrika menyebabkan bangsa eropa kesulitan memperoleh rempah-rempah. Selama Perang Salib berlangsung, setidaknya bangsa eropa juga belajar teknologi-teknologi yang sudah berkembang pesat dalam dunia Islam dan membawa ilmu-ilmu tersebut ke eropa. Di eropa mereka mempelajari teknologi tersebut dan melakukan inovasi demi inovasi yang berakibat pada terbukanya wawasan bangsa eropa bahwa ternyata di dunia ini ada wilayah-wilayah yang memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh bangsa eropa kala itu seperti rempah-rempah yang ternyata banyak terdapat di kepulauan nusantara.
Mengapa pelaksanaan tanam paksa pada masa pemerintahan Gubernur Jendral van den Bosch menuai banyak kritik dari banyak kalangan ?
Pelaksanaan tanam paksa menuai banyak kritik dikarenakan terjadi beberapa bencana diantaranya ialah bencana kelaparan yang sangat hebat menjelang tahun 1843 di Cirebon, Jawa Barat dan 1950 di Jawa Tengah akibat Belanda terlalu fokus pada tanaman ekspor yang membuat rakyat tidak cukup waktu untuk menanam padi. Selain itu beban rakyat makin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panen, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, serta menanggung resiko apabila gagal panen. Hal itu diperparah dengan adanya pabrik gula yang menyita jatah air yang menyebabkan rakyat sulit untuk mendapatkan air minum pada saat itu. Selain itu, pelaksanaan Cuulture Stelsel atau tanam paksa juga terjadi banyak penyelewengan, diantaranya:
-Penggunaan tanah seringkali tanpa melalui persetujuan dengan petani pemilik, tetapi langsung meminta dan luasnya melebihi seperlima bagian.
-Tanah yang ditanami tanaman ekspor masih dibebani pajak oleh Kolonial Belanda.
-Kelebihan hasil panen dibebankan kepada petani, sehingga petani harus menanggung kerugian yang besar.
-Penggarapan tanaman ekspor melebihi waktu tanam padi.
-Banyak tenaga kerja yang seharusnya menerima upah, kenyataanya tidak menerima, bahkan pekerjaannya lebih berat.
-Ketentuan waktu kerja wajib 66 hari dalam setahun bagi orang yang tidak mampu membayar pajak dilanggar, banyak dari mereka bekerja hingga berbulan-bulan dan tetap harus membayar pajak.
-Pengerahan tenaga kerja dilakukan secara besar-besaran karena areal tanaman yang sangat luas dan dalam jangka waktu yang lama.
Perang Diponegoro atau Perang Jawa merupakan perang antara bangsa Indonesia dengan bangsa Belanda yang paling banyak memakan biaya dan menelan banyak korban jiwa. Mengapa demikian?
-Kas Hindia Belanda terkuras hingga 20.000 gulden dengan catatan banyak mendirikan benteng dan mendatangkan prajurit dari Sumatera dalam usaha meredam perlawanan Pangeran Diponegoro.
-Tercatat setidaknya 8.000 prajurit Belanda tewas dalam menghadapi gerilya perang Perang Diponegoro.
-Selain menghadapi perlawanan dari Pangeran Diponegoro, pada saat itu Belanda juga tengah berperang melawan Pasukan Padri di Sumatera Barat dimana untuk meredam perlawanan Padri, Belanda juga membangun benteng Fort de Kock disana.
Jelaskan ciri-ciri perlawanan bangsa Indonesia melawan penjajah Eropa sebelum tahun 1908 !
-Kurangnya persatuan dan kesatuan secara nasional, perjuangan hanya bersifat kedaerahan
-Senjata yang digunakan masih terbilang sangat sederhana, yaitu menggunakan senjata-senjata tradisional dari masing-masing daerah
-Seorang pemimpin perjuangan adalah seseorang yang berasal dari golongan bangsawan atau yang menjabat sebagai pemimpin daerah
Benarkah Pangeran Diponegoro merupakan pemimpin dan pejuang yang sangat menghargai kerja sama dengan sesama pejuang? Coba jelaskan dua buktinya!
-Diponegoro bermusyawarah dahulu dengan rakyatnya sebelum memutuskan bertempur melawan Belanda.
-Diponegoro mempercayakan kepada para kyai, pageran dan bupati untuk memimpin palagan di wilayah mereka masing-masing di Goa Selarong.
-Kasus di Rembang, Diponegoro tidak membunuh orang Cina malahan bekerjasama dengan mereka dalam menghancurkan pasukan Belanda.