-->

sejarah Gayo bag. 1

Penduduk Gayo berasal dari ras Proto Melayu atau Melayu Tua. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil manusia purba di Gayo yang berumur hampir 10 ribu tahun.

Proto Melayu yang notabene merupakan ras awal yang masuk ke Indonesia, pada awalnya tinggal di daerah-daerah pesisir. Suku Gayo pernah mendiami daerah pesisir Provinsi Aceh dapat dibuktikan dengan keberadaan penduduk bersuku Gayo salah satunya di daerah Lukup, Aceh Timur.

Berdasar hal tersebut, migrasi awal keturunan Gayo hingga sampai ke Aceh awalnya menempati daerah yang telah disebutkan. Lalu, akibat kedatangan migrasi ras Deutero Melayu (Melayu Muda) beberapa ribu tahun kemudian membuat keberadaan komunitas Gayo di pesisir menyingkir ke daerah pedalaman.

Hal tersebut akibat dari lebih kompleks dan majunya kebudayaan yang dibawa oleh ras Deutero Melayu dan banyaknya jumlah penduduk yang datang dalam arus migrasi berlangsung.

Menyingkirnya suku Gayo ke pedalaman ternyata membawa manfaat lebih baik bagi keberlangsungan ras proto melayu di Aceh. Dengan mengikuti arus sungai yang berlawanan mulai daerah pesisir, sampailah suku Gayo ke Hulu sungai Pesangan yakni sebuah Danau yang saat ini dinamakan Danau Laut Tawar.

Begitulah cerita sejarah ini dibuka dengan menggambarkan sedikit mengenai keberadaan suku Gayo. Tujuan nya ialah kelak sejarah Gayo tidak lagi dapat diputar balikkan seperti yang selama ini dipublikasikan di berbagai media baik cetak maupun online/daring.

1. Suku Gayo Bukan Keturunan Batak
Dalam beberapa literasi menyebutkan bahwa suku Gayo merupakan keturunan dari suku Batak. Itu yang sering diucapkan oleh orang luar/pesisir mengenai suku Gayo.

Gayo adalah keturunan batak adalah hal yang salah besar. Teori tanpa landasan yang sering disebutkan tersebut tidak dapat terbukti kebenarannya. Hanya karena pengucapan kata "ko" dan "Kau" dalam hal menyapa, dianggap bahwa antara Gayo dan Batak banyak memiliki kesamaan.

Padahal ditilik dari adat dan kebiasaan yang berlaku dalam suku Gayo dan suku Batak, tidak ada kesamaan sama sekali. 

Terkecuali, dulunya pernah terjadi sebuah peristiwa sejarah dimana ada seorang pangeran dari kerajaan Linge di Gayo bernama Sibayak Linge, pergi melarikan diri ke tanah Karo di Sumatera Utara. Alasan Sibayak Linge pergi meninggalkan kerajaan akibat ia memiliki keistimewaan sejak dilahirkan yakni kebal dari benda-benda tajam.

Keistimewaan sibayak linge ini membuat ia malu ketika ia akan di khitan. Tidak ada benda tajam yang bisa mengkhitankannya. Akibat dari peristiwa itu, ia pergi dan sesampainya di tanah Karo, ia membangun komunitas dan sebuah kerajaan di sana. 

Sejarah Sibayak Linge juga dapat dibuktikan dengan adanya makam nya disana, dan adanya masyarakat Karo yang memiliki marga Lingga. Mereka menganggap bahwa orang Gayo dan denhan marga Lingga disana ialah saudara. Karena, sibayak linge merupakan leluhur mereka.

Nah, begitulah kira-kira penjelasan yang lebih ringan penulis paparkan agar semua kalangan mudah untuk mengerti.

Jika tulisan ini tembus 100 view, maka akan penulis sambung ke part 2.