Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, masyarakat terlalu mudah percaya dengan semua berita, status, dan postingan di berbagai media elektronik dan media sosial baik di facebook, instagram, blog, youtube, wordpress dan lain sebagainya yang kebanyakan konten nya berupa postingan kosong tanpa makna bahkan berisi fitnah-fitnah keji dengan tujuan untuk menjatuhkan kedudukan seseorang bahkan lembaga demi ketenaran pemilik akun tersebut. Dulu ketika terjadi peristiwa 9/11 dimana sebuah pesawat menabrak gedung WTC yang memakan korban ribuan orang, tanpa diselidiki lebih lanjut latar belakang peristiwa tersebut, semua media elektronik saat itu menganggap kejadian 9/11 adalah ulah teroris dan semua orang langsung percaya dan membuat postingan di berbagai media sosial yang berisi makian dan cacian terhadap masyarakat muslim dunia yang memang dianggap teroris. Setelah diselidiki ternyata peristiwa tersebut adalah rancangan mereka sendiri negara adikuasa demi membuat fitnah terhadap masyarakat muslim dunia. Tidak mungkin ada negara adikuasa bisa dengan sangat mudah untuk diserang, sungguh hal yang tidak masuk akal sama sekali.
Ketika Saddam Husein berkuasa di negara
Iraq dan termasuk tokoh dunia yang sangat membenci kekafiran, maka dibuatkan
suatu agenda untuk menjatuhkan kekuasaannya. Saddam Husein difitnah telah
membuat senjata nuklir di negara nya untuk menjatuhkan negara Amerika. Hal ini
banyak diposting oleh berbagai media elektronik saat itu hingga akhirnya ia
dijatuhi hukuman mati. Setelah beberapa dekade, barulah mata masyarakat terbuka
lebar dan Saddam Husein dianggap tidak bersalah dan tidak pernah membuat
senjata nuklir yang pernah diberitakan media-media saat itu.
Sekarang krisis kemanusiaan terbesar
terjadi di negara Suriah dimana Suriah diperangi oleh tentara ISIS. Ketika saat
pertama kali kita melihat tentang tentara ISIS di Youtube, kita percaya bahwa
ISIS adalah tentara islam yang berjuang menegakkan panji-panji Islam di tanah
Suriah dengan cara memerangi pemimpin yang dianggap sudah membelot dari ajaran
Islam. Namun ternyata rasa percaya itu berubah seiring waktu, tentara ISIS
bukan benar-benar tentara Islam yang memerangi kaum Kafir, tapi ISIS adalah
sebuah angkatan perang yang dibuat dan didanai oleh negara adikuasa demi
memperoleh kekayaan alam di negara Suriah yang selama ini dikendalikan oleh
negara itu sendiri. Apakah ada tentara islam yang dengan begitu tega berperang
dengan kerabat sesama agamanya. Umat beragama tidak akan pernah berperang dengan
umat yang sama keyakinan dengannya.
Habib Rizieq Shihab selaku ketua
Front Pembela Islam adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang tengah difitnah
secara keji oleh kebanyakan orang saat ini. Banyak media-media elektronik yang
kontra dengan sikap istiqomah pembela ayat suci Alqu’an tersebut. Orang saleh
tersebut difitnah telah melanggar hukum negara karena chat berbau pornografi
yang ia lakoni dengan salah seorang wanita bernama Firza Husein. Informasi ini
sontak membuat sebagian masyarakat memandang sebelah mata dan tidak respect
lagi kepada ketua FPI tersebut. Padahal informasi ini belum sepenuhnya benar,
masak ada seorang ulama ahli agama yang sudah beristri dengan sangat tega
chatting via WA dengan orang yang bukan muhrimnya. Hanya orang-orang yang
kurang iman yang akan percaya dengan mudah tentang fitnahan yang dilontarkan terhadap
ulama tersebut.
Soal agama warisan juga pernah diposting
oleh seorang bocah SMA yang dengan sangat mudahnya langsung terkenal di negara
berlambang Garuda ini. Dengan pemikiran liberal nya ia seolah-olah dapat
menjadi malaikat yang mampu mendamaikan krisis keyakinan yang terjadi beberapa
waktu lalu di negara ini. Kalimat dan pernyataan nya memang sangat enak dibaca,
tapi ternyata semua itu hasil contekan semata yang ia kumpulkan dan ia dirangkum
menjadi status luar biasa yang mampu mengangkat namanya menjadi sorotan publik
bak artis terkenal. Kejadian serupa tak ubahnya dengan kejadian Norman Kamaru
yang cuma bergoyang diiringi lagu Caya-Caya langsung terkenal menjadi artis
negara.
Inilah realita masyarakat yang
hidup pada zaman modern ini. Semua orang memiliki kebebasan untuk menuangkan
semua isi hatinya dalam ruang bernama media sosial. Apakah itu berisikan fitnah
atau lain sebagainya, semua terserah pada pemilik akun, toh kita hidup di
negara demokrasi dan zaman HAM yang sangat dijunjung tinggi. Jadi kita bebas
melakukan apa saja tanpa memikirkan orang lain disekitar kita. Ketika segelintir
orang merasa dizalimi dengan status kita, kita bisa saja dengan mudah untuk
meminta maaf melalui media sosial yang sama dengan membuat postingan “maaf
semuanya” atau segera dihapus saja secepat kilat dengan harapan orang yang
terzalimi melupakan postingan tersebut. Luka karena perkataan lebih sakit
terasa ketimbang luka memar akibat pukulan preman. Oleh karena itu, dengan
kerendahan hati saya meminta maaf dunia akhirat jika dalam postingan ini
terdapat kata-kata yang kurang nyaman di hati pembaca. Marilah kita pergunakan
media sosial sebagai media menyebar kebaikan, jangan jadikan sebagai ruang
menyebar kebencian karena dunia ini hanya tempat naungan sementara bagi kita
manusia yang fitrahnya adalah Islam.