Menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) bisa dikatakan merupakan impian tertinggi para sarjana baik yang kuliah
di universitas negeri dan swasta, dengan dasar pemikiran bahwa hidup menjadi
PNS bisa mewujudkan masa depan yang lebih indah, dengan gaji yang tiap awal
bulan langsung tertulis dalam rekening dengan jumlah yang begitu-begitu saja
perbulan namun cukuplah untuk makan dan keperluan lainnya, plus nya lagi ketika
sudah pensiun maka kehidupan hari tua bisa dengan tenang dijalani karena adanya
tunjangan hari pensiun yang diperoleh dari pemerintah.
Orang tua juga berpikiran
demikian, mereka menyekolahkan anak-anak mereka dari tingkat rendah sampai
tingkat sarjana yang kira-kira 17 tahun lamanya agar bisa menjadi orang sukses
dikemudian hari dalam artian ketika sudah sarjana bisa memperoleh pekerjaan di
instansi pemerintahan. Demi itu, mereka rela menghabiskan uang ratusan juta
rupiah demi anaknya kelak bisa menjadi salah satu orang yang mapan.
Hal ini tidak jauh dari realita
negara kita saat ini, coba saja anda menanyakan kepada para mahasiswa-mahasiswa
yang sedang berkuliah tentang apa yang menjadi cita-cita mereka ketika nanti sudah
meperoleh gelar sarjana. Dari 100 mahasiswa pasti 95 orang diantara akan
menjawab untuk menjadi pegawai negeri dan selebihnya memilih untuk menjadi
pengusaha dengan syarat jika tidak lulus menjadi pegawai negeri. Negara Indonesia
terakhir membuka lowongan PNS pada tahun 2014 dan dari tahun 2015 hingga
sekarang tahun 2017 terjadi moratorium yang artinya pemerintah tidak membuka
penerimaan PNS. Jadi moratorium dikalkulasikan sudah hampir 3 tahun berjalan
dan selama 3 tahun jugalah para sarjana ini selalu menunggu kabar gembira yang
mungkin akan terdengar di tahun ke 4 moratorium. Impian dan cita-cita selama
belum menjadi sarjana hampir musnah
dengan umur yang terus menua karena takut ketika dibukakan tes PNS, umur mereka
sudah melewati batas yaitu 35 tahun ke atas.
Jakarta yang menjadi pusat negara
saja, banyak sarjana berprofesi menjadi tukang ojek sembari menunggu kabar
dibukakan PNS. Lihat saja karyawan yang bekerja di Gojek (ojek online),
rata-rata karyawannya ialah lulusan sarjana PTN dan PTS yang ada disana. Ada juga
yang berprofesi menjadi karyawan di Indomaret, Alfamart, Bank Swasta, Jual Beli
Online (olshop), dan sebagainya. Berdasarkan wawancara sana wawancara sini,
upah yang diperoleh dari beberapa tempat kerja yang telah disebutkan tidak jauh
berbeda dengan pendapatan PNS setiap bulannya. Misalnya PNS yang memiliki golongan
3A mendapat gaji sebesar 2 juta 7 ratus perbulan, sedangkan yang bekerja
sebagai karyawan di Indomaret mendapat gaji sebesar 2 juta 3 ratus perbulan. Dengan
upah yang demikian tersebut, tentulah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup perbulan.
Selain realita yang telah disebutkan
diatas, banyak juga sekarang sarjana kreatif yang mampu membuka lowongan
pekerjaan untuk dirinya sendiri dan bahkan mampu membuka lowongan pekerjaan
bagi orang banyak. Ini baru sarjana yang bisa dikatakan memiliki pengalaman kuliah
yang sangat laur biasa, dalam benaknya ia pasti punya pendirian kuat sejalan
dengan tridarma perguruan tinggi yang salah satunya menjadi Agent Of Change
atau agen perubahan. Jalan pikirannya selalu memikirkan masyarakat luas
sehingga ia mampu mengubah mindset masyarakat menjadi masyarakat madani.
Sarjana kreatif tersebut pasti
memiliki jiwa pengusaha yang sangat besar. Tidak semata-mata berkuliah untuk
menjadi PNS seperti kebanyakan sarjana lainnya. Seperti teman saya yang sudah 2
tahun menjalankan hidup sebagai pengusaha lele. Pertama kali ia membuka
budidaya ikan lele, hanya bermodalkan uang sebesar satu juta rupiah. Dengan modal
itu ia membuat kolam terpal dan membeli bibit lele yang berjumlah 300 ekor. Ketika
panen pertama kali ia mendapat keuntungan 20 persen dari modal awal, begitu
seterusnya. Sekarang ia sudah memiliki income sebesar 20 juta perbulan dari
budidiaya lele saja dan sudah punya anak buah 3 orang yang digaji 1,7 juta per
orang untuk mengurusi kolam lele nya yang terus ia bangun perlahan-lahan.
Sekarang tergantung pribadi kita
saja sebagai para sarjana, jadilah sarjana kreatif yang mampu mengubah lingkungan
masyarakat. Memang semua sarjana itu dari awal pasti berharap untuk menjadi
PNS, tetapi jika kita bisa kreatif mengapa tidak dua bidang itu yang sekaligus
kita jalankan. Ketika kita memiliki IPK tinggi, pengalaman organisasi bagus,
banyak bergabung dalam LSM yang langsung berhubungan dengan masyarakat, pasti
semua bisa kita dapatkan. Cita-cita tercapai, masyarakat penganggur juga bisa
kita gandeng dengan memberi peluang duit yang memang terinpirasi dari kita yang
sudah sarjana. Untuk menutup opini-opini yang tidak terlalu penting ini saya
akan membuat suatu kata motivasi buat kita semua. “Sarjana yang kreatif adalah
sarjana yang mampu membuka lowongan pekerjaan
bagi dirinya sendiri dan bahkan orang lain”.