PENGERTIAN SEJARAH
Sejarah ialah ilmu tentang manusia. Apabila dicermati, sejarah selalu berbicara tentang peristiwa dan aktivitas manusia di masa lalu, baik menyangkut aspek sosial, politik, budaya, maupun ekonomi. Selain itu, hal yang lebih menarik adalah cerita tersebut tentunya akan diceritakan oleh manusia pula. Dengan demikian, ada hubungan antara manusia dengan sejarah.
Sejarah ialah ilmu tentang manusia. Apabila dicermati, sejarah selalu berbicara tentang peristiwa dan aktivitas manusia di masa lalu, baik menyangkut aspek sosial, politik, budaya, maupun ekonomi. Selain itu, hal yang lebih menarik adalah cerita tersebut tentunya akan diceritakan oleh manusia pula. Dengan demikian, ada hubungan antara manusia dengan sejarah.
Kata sejarah sendiri berasal dari bahasa Arab Syajaratun yang berarti pohon. Kata ini kemudian berkembang artinya menjadi akar, keturunan, asal usul, riwayat, dan silsilah. Apabila kita melihat gambar silsilah keluarga raja-raja pada masa lalu akan tampak menyerupai pohon, sedangkan silsilah keluarga raja itu dituliskan terbalik dari batang pohon, kemudian ke cabang dan ranting-rantingnya. Kata sejarah diserap ke dalam bahasa Melayu pada abad ke 13. Namun di dalam bahasa Arab sendiri ilmu yang mempelajari kisah-kisah pada masa lalu disebut Tarikh.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah dikenal dengan sebutan History, yang artinya masa lampau umat manusia. Kata History sendiri diserap dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ilmu. Dalam perkembangannya kata Istoria diperuntukkan bagi pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis. Dalam bahasa Jerman, Kata sejarah disebut Geschichte yang artinya sesuatu yang pernah terjadi.
Baca Juga: Musik, salah satu tanda dekatnya hari kiamat
Para ahli sejarah memberikan pengertian atau definisi yang berbeda-beda tentang sejarah, walaupun pada hakikatnya hampir sama. Beberapa pengertian tersebut antara lain:
Sejarah ilmu-ilmu tentang manusia. Peristiwa masa lalu itu sangat luas. Terjadinya alam semesta memang suda berlalu, tetapi itu menjadi objek penelitian astronomi, bukan sejarah. Demikian pula pergeseran-pergeseran bumi di masa lalu, sejarah hanya bercerita tentang manusia. (Kuntowijoyo)
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN SEJARAH
Ketika berbicara tentang manusia, khususnya dalam perjalanannya melintasi waktu di masa lalu, berarti tidak dapat terlepas dari sejarah. Begitu pula sebaliknya, ketika kita membicarakan sejarah, sudah pasti didalamnya membahas tentang manusia dengan berbagai macam aktivitasnya. Aktivitas manusia di sini adalah aktivitas manusia yang bernilai penting dalam peristiwa masa lalu, sehingga peristiwa masa lalu tersebut menjadi peristiwa yang berpengaruh dan kemudian menjadi sejarah.
Manusia merupakan mahluk sosial, sehingga manusia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan kerjasama antar manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing inilah yang kemudian melahirkan peristiwa-peristiwa penting atau unik. Peristiwa yang oleh manusia setelahnya disebut sebagai sejarah. Manusia dan sejarah memiliki suatu keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, patut dipertanyakan eksistensi manusia sebagai mahluk hidup yang berpikir dan beraktivitas. Tanpa manusia, sejarah pun menjadi hampa. Alasannya, sejarah tidak akan pernah ada apabila manusia itu sendiri tidak ada. Manusialah yang menjadi objek sejarah, dan manusia pulalah yang menjadi subjek sejarah. Artinya, sejarah hadir karena bercerita tentang aktivitas manusia. Sejarah juga hadir karena disajikan oleh manusia.
PERANAN MANUSIA DALAM SEJARAH
Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Manusia memiliki rasio akal dan budi yang telah dianugrahkan oleh Sang Pencipta. Dengan akal budinya, manusia mengingat, merefleksikan pengalaman hidupnya, serta memiliki harapan dan cita-cita yang kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata demi kemajuan dan perkembangannya.
Manusia menjadi penggerak sejarah atau peristiwa hidupnya dalam rangka mewujudkan perubahan dan kemajuan yang dicita-citakannya. Perannya dalam peristiwa sejarah layaknya pemeran utama dalam drama. Dengan kata lain, sejarah adalah sejarahnya manusia. Menurut, Moh. Ali, sejarah meneliti dan menceritakan riwayat dan perjalanan hidup manusia. Oleh karena itu, manusia menjadi pencipta, pelaku, penutur dan sekaligus sebagai sumber sejarah.
Contoh tokoh-tokoh penggerak sejarah adalah Raden Wijaya, Raden Patah, Sultan Agung, Soedirman, Sukarno, Moh. Hatta, Alexander Agung, Mahatma Ghandi, dan adolf Hittler. Meskipun demikian, tidak berarti hanya "orang-orang besar" yang dapat menggerakkan sejarah. Dalam seluruh tindakan "orang-orang besar" terlibat juga "orang-orang kecil" atau biasa. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dalam proses gerak sejarah, tidak dapat dipungkiri lingkungan alam juga ikut mempengaruhi sejarah manusia, misalnya dalam bentuk keadaan iklim, kandungan sumber daya alam, serta bencana alam. Selain itu, pengaruh lingkungan alam terhadap sejarah manusia tampak dalam sistem mata pencariannya. Namun, faktanya manusia dapat mengatasi dampak-dampak merusak dari perilaku alam, sebagiannya bahkan terjadi karena perilaku manusia juga. Artinya, lingkungan alam tidak menentukan gerak sejarah manusia. Lingkungan alam hanya memengaruhi sejarah manusia, tidak menggerakkan sejarah manusia.
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah dikenal dengan sebutan History, yang artinya masa lampau umat manusia. Kata History sendiri diserap dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ilmu. Dalam perkembangannya kata Istoria diperuntukkan bagi pengkajian terhadap segala sesuatu mengenai manusia secara kronologis. Dalam bahasa Jerman, Kata sejarah disebut Geschichte yang artinya sesuatu yang pernah terjadi.
Baca Juga: Musik, salah satu tanda dekatnya hari kiamat
Para ahli sejarah memberikan pengertian atau definisi yang berbeda-beda tentang sejarah, walaupun pada hakikatnya hampir sama. Beberapa pengertian tersebut antara lain:
- Herodotus, yang mendapat julukan sebagai bapak sejarah dunia atau bapak ilmu sejarah berpendapat bahwa sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, tetapi bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
- Aristoteles, berpendapat bahwa sejarah merupakan suatu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi.
- Ibnu Khaldun, yang dalam bukunya berjudul "Mukadimah" mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
- Moh. Yamin, mengatakan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
- Collingwood, mengatakan bahwa sejarah ialah sebuah bentuk penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan pada masa lampau.
- E.H. Carr, dalam bukunya yang berjudul "What is History" mengatakan bahwa sejarah ialah dialog yang tak pernah selesai antara masa sekarang dan masa lampau, suatu proses interaksi yang berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya.
- Robert V. Daniel, mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian sejarah yaitu memori atau kenangan dari pengalaman hidup umat manusia atau dalam bahasa Inggris "History is the Memory of Human Experience".
- R. Moh. Ali, dalam bukunya berjudul "Pengertian Ilmu Sejarah Indonesia" menegaskan bahwa kata sejarah mengandung 1) Sejumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita., 2) Cerita tentang perubahan-perubahan , kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut., dan 3) Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
- W.J.S. Poerwadarminta dalam bukunya berjudul "Kamus Umum Bahasa Indonesia" menjelaskan empat pengertian sejarah, yaitu 1) Kesusasteraan lama, silsilah, asal usul., 2) kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau., 3) Ilmu pengetahuan, cerita, pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau., 4) Riwayat.
- Sartono Kartodirdjo dalam bukunya "Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah membagi pengertian sejarah menjadi dua, yaitu dalam arti objektif dan subjektif. Sejarah dalam arti Objektif menunjukkan pada kejadian atau peristiwa, yaitu proses sejarah dalam aktualitasnya dan sejarah dalam arti subjektif merupakan konstruk yaitu bangunan yang disusun penulis sebagai uraian atau cerita masa lalu.
Sejarah ilmu-ilmu tentang manusia. Peristiwa masa lalu itu sangat luas. Terjadinya alam semesta memang suda berlalu, tetapi itu menjadi objek penelitian astronomi, bukan sejarah. Demikian pula pergeseran-pergeseran bumi di masa lalu, sejarah hanya bercerita tentang manusia. (Kuntowijoyo)
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN SEJARAH
Ketika berbicara tentang manusia, khususnya dalam perjalanannya melintasi waktu di masa lalu, berarti tidak dapat terlepas dari sejarah. Begitu pula sebaliknya, ketika kita membicarakan sejarah, sudah pasti didalamnya membahas tentang manusia dengan berbagai macam aktivitasnya. Aktivitas manusia di sini adalah aktivitas manusia yang bernilai penting dalam peristiwa masa lalu, sehingga peristiwa masa lalu tersebut menjadi peristiwa yang berpengaruh dan kemudian menjadi sejarah.
Manusia merupakan mahluk sosial, sehingga manusia membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan kerjasama antar manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing inilah yang kemudian melahirkan peristiwa-peristiwa penting atau unik. Peristiwa yang oleh manusia setelahnya disebut sebagai sejarah. Manusia dan sejarah memiliki suatu keterkaitan yang erat. Tanpa sejarah, patut dipertanyakan eksistensi manusia sebagai mahluk hidup yang berpikir dan beraktivitas. Tanpa manusia, sejarah pun menjadi hampa. Alasannya, sejarah tidak akan pernah ada apabila manusia itu sendiri tidak ada. Manusialah yang menjadi objek sejarah, dan manusia pulalah yang menjadi subjek sejarah. Artinya, sejarah hadir karena bercerita tentang aktivitas manusia. Sejarah juga hadir karena disajikan oleh manusia.
PERANAN MANUSIA DALAM SEJARAH
Manusia dan sejarah tidak dapat dipisahkan. Manusia memiliki rasio akal dan budi yang telah dianugrahkan oleh Sang Pencipta. Dengan akal budinya, manusia mengingat, merefleksikan pengalaman hidupnya, serta memiliki harapan dan cita-cita yang kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata demi kemajuan dan perkembangannya.
Manusia menjadi penggerak sejarah atau peristiwa hidupnya dalam rangka mewujudkan perubahan dan kemajuan yang dicita-citakannya. Perannya dalam peristiwa sejarah layaknya pemeran utama dalam drama. Dengan kata lain, sejarah adalah sejarahnya manusia. Menurut, Moh. Ali, sejarah meneliti dan menceritakan riwayat dan perjalanan hidup manusia. Oleh karena itu, manusia menjadi pencipta, pelaku, penutur dan sekaligus sebagai sumber sejarah.
Contoh tokoh-tokoh penggerak sejarah adalah Raden Wijaya, Raden Patah, Sultan Agung, Soedirman, Sukarno, Moh. Hatta, Alexander Agung, Mahatma Ghandi, dan adolf Hittler. Meskipun demikian, tidak berarti hanya "orang-orang besar" yang dapat menggerakkan sejarah. Dalam seluruh tindakan "orang-orang besar" terlibat juga "orang-orang kecil" atau biasa. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dalam proses gerak sejarah, tidak dapat dipungkiri lingkungan alam juga ikut mempengaruhi sejarah manusia, misalnya dalam bentuk keadaan iklim, kandungan sumber daya alam, serta bencana alam. Selain itu, pengaruh lingkungan alam terhadap sejarah manusia tampak dalam sistem mata pencariannya. Namun, faktanya manusia dapat mengatasi dampak-dampak merusak dari perilaku alam, sebagiannya bahkan terjadi karena perilaku manusia juga. Artinya, lingkungan alam tidak menentukan gerak sejarah manusia. Lingkungan alam hanya memengaruhi sejarah manusia, tidak menggerakkan sejarah manusia.