-->

Mengolah Kotoran Sapi menjadi Pakan Alternatif Itik

sumber gambar: Infokampus.news
Dalam beternak itik, ada yang diarahkan untuk produksi telur dan ada yang untuk pedaging. Itik pedaging biasanya dipelihara sejak DOD (Days Old Duck) hingga umur 10-12 minggu, sedangkan itik petelur dipelihara dari fase bertelur hingga afkir (90-100 minggu). Saat ini kebutuhan daging itik terus meningkat sehingga dibutuhkan produksi daging yang lebih tinggi. Bahkan, dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, banyak itik lokal tipe petelur produktif dan afkir yang dipotong sebagai sumber daging. Tentu ini dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan dan patut dimanfaatkan.

Agar beternak itik bisa berjalan, pemberian pakan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan. Kita bisa memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan pakan itik sebagai pengganti dedak pada atau bahan lain. Penggunaan kotoran sapi olahan hingga mendekati level 20 persen dari total pakan itik tidak memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan itik. Bahkan, biaya pakan bisa ditekan, sehingga biaya operasional pun menjadi ikut turun.



Mengapa kotoran sapi bisa dijadikan sebagai pakan ternak? Sebenarnya kotoran sapi potong atau pedaging yang digemukkan dalam bentuk mentah (tanpa fermentasi) mengandung protein 8-9 persen dan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) sebesar 18,8 persen. Sementara itu, pada sapi induk (pembibitan) hanya mengandung protein 5-7 persen. Perbedaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor pakan karena komposisi pakan konsentrat lebih tinggi pada sapi yang digemukkan.

Komposisi pakan konsentrat yang lebih tinggi tersebut menyebabkan kandungan protein dalam kotoran sapi perah menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sapi potong yang digemukkan. Sementara itu, kotoran sapi potong mengandung protein sebesar 13,2 persen, serat kasar 31,40 persen, lemak 2,8 persen, dan abu 5,4 persen. Sludge (limbah padat dari biogas) dari kotoran sapi mengandung protein sebesar 11 persen, serat kasar 18,84 persen, lemak 2,15 persen, dan BETN 22, 53 persen.

Selanjutnya bagaimana cara mengolah kotoran sapi hingga menjadi pakan ternak? Dalam teknik pengolahan ini ada sejumlah tahapan yang harus dilewati agar kotoran sapi atau hewan ruminansia lainnya bisa menjadi bahan pakan yang bernutrisi, yaitu:

1. pilih kotoran sapi yang masih segar atau maksimum 3 hari dan tidak bercampur dengan tanah.
2. jemur kotoran tersebut selama 1 hari untuk mengurangi kadar airnya.
3. persiapkan peralatan dan bahan inokulasi yaitu gula putih, molase, bibit inokulan, dan gembor.
4. lakukan reproduksi dan aktivasi inokulan terlebih dahulu dengan cara siapkan air bersih dengan volume 100 kali lipat dari volume inokulan.
5. masukkan gula merah yang diiris, gula putih, atau molase ke dalam air dengan perbandingan 1:100 dari bobot air. Jadi untuk 100 liter air gunakan 1 kg gula atau molase. Aduk-aduk larutan hingga gula hancur dan terlarut merata di dalam air.
6. Masukkan bibit inokulan sebanyak 1 liter atau 1 persen dari volume air dan diaduk-aduk hingga merata.
7.tutup wadah berisi larutan inokulan dengan penutup yang rapat, lalu diamkan di tempat yang teduk selama 30-60 menit.
8. Hamparkan kotoran sapi dalam kondisi setengah kering hingga setebal 3-4 cm di atas plastik, atau alas bersih lainnya.
9. siram atau basahi kotoran dengan cairan inokulan secara merata.
10. tebarkan lagi kotoran setebal 3-4 cm di atas kotoran yang telah terinokulasi, lalu siram lagi dengan larutan inokulan.
11. setelah diinokulasi, bungkus kotoran dengan plastik, karung, goni, atau terpal, lalu ikat dengan kencang.
12. masukkan bungkusan tersebut ke dalam bak atau wadah fermentasi. Media fermentasi membutuhkan suhu yang hangat, sekitar 36 derajat atau lebih agar proses perombakan senyawa-senyawa kompleks menjadi efektif.
13. tutup selama lima hari.
14. setelah lima hari, bongkar bahan fermentasi dan keringkan kotoran hasil fermentasi. Proses pengeringan yang murah dan praktis bisa dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari.
15. Setelah kotoran cukup kering, langsung lakukan penepungan. Agar proses penepungan efisien, sebaiknya lakukan menggunakan mesin/alat penepung. Kontruksi alat penepungan kotoran tidak jauh berbeda dengan penepung kopi.
16.Tujuan dari penepungan ini adalah untuk memperlembut bentuk kotoran yang sudah terfermentasi.
17. Campurkan kotoran yang telah menjadi tepung bersama dengan dedak/bekatul, poor, dan makanan itik lainnya.
18. Selamat mencoba untuk menghemat uang pakan itik.
Sumber: Guntoro, Suprio. 2018. Membuat Pakan Ternak & Unggas dari Limbah Peternakan. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka