4. Gumboro
Penyakit Gumboro menyerang kelenjar sistem kekebalan tubuh ayam yang terletak di bagian atas kloaka sehingga ayam tidak memiliki kekebalan tubuh. Biasanya menyerang ayam kecil di bawah usia tiga minggu. Beberapa ciri serangan gumboro sebagai berikut, 1) badan ayam lesu disertai kehilangan nafsu makan, 2) tubuh ayam gemetar dan gerakannya tidak terkendali, 3) diare berwarna putih, 4) ayam mematuki dubur sendiri sehingga terjadi iritasi pada dubur (Sartika, tike: 84). Adapun cara mencegah penyakit gumboro adalah memberikan vaksin gumboro, berikan pakan berkualitas untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kondisi kandang agar tetap bersih dan tidak lembab.
5. Newcastle Disease (ND) atau Tetelo
Ada anekdot di masyarakat yang masih memelihara ayam secara ekstensif (umbaran) yaitu pada saat musim hujan sebaiknya tidak memelihara ayam karena kemungkinan besar akan mati terkena tetelo. Dan penyakit ini menjadi momok menakutkan nomor dua setelah flu burung. Penyakit ini disebabkan oleh virus karena tidak adanya biosecurity dan program vaksinasi. Serangan tetelo banyak terjadi pada pergantian musim (kemarau ke hujan) dan selama musim hujan. Hal itu karena kondisi cuaca yang mendukung pertumbuhan virus serta daya tahan tubuh ayam yang menurun karena perubahan cuaca, terutama yang terkena panas dan hujan secara langsung (Sartika, Tike: 83)
Beberapa ciri khas tetelo antara lain leher ayam terpelintir dan ayam berjalan berputar atau mundur. Hal itu karena virus menyerang syaraf ayam; ayam lesu, diam, kejang-kejang, dan sulit bernafas, sayap terkulai, serta jengger dan kepala membiru, serta kotoran ayam encer dan berwarna kehijauan (Sartika, Tike: 84).
Pencegahan tetelo dilakukan dengan pemeliharaan secara intensif, menerapkan biosecurity, serta program vaksinasi. Pada ayam yang terserang harus dilakukan pemusnahan dan penanganan pasca pemusnahan layaknya pada penanganan virus flu burung (Sartika, Tike: 84).
6. Mareks
Penyakit yang menyebabkan kelumpuhan pada ayam ini disebabkan oleh virus yang tergolong virus herpes tipe B, yaitu virus DNA cell associated. Sama seperti beberapa jenis penyakit pada unggas, penyakit ini belum dapat disembuhkan (Krista, Bambang dan Bagus Harianto, 82).
7. Cacingan
Meskipun tidak menimbulkan kematian, cacingan pada ayam kampung cukup merugikan karena menghambat pertumbuhan akibat penyerapan sari makanan dalam tubuh ayam yang kurang sempurna. Ayam terkena cacingan menunjukkanb gejala tidak nafsu makan sehingga pertumbuhan bobot tidak optimal. Ayam juga terlihat lesu dan pucat.
Sumber:
Krista, Bambang dan Bagus Harianto. 2013. Ayam Kampung Petelur Menguak Rahasia Sukses Peternak Ayam Kampung Dalam Meningkatkan Produktivitas Telur Ayam Yang dihasilkan. Jakarta: Agromedia Pustaka
Sartika, Tike. 2016. Panen Ayam Kampung 70 Hari. Jakarta: Penebar Swadaya