-->

Pulau Kreta, Pioner Kebudayaan Yunani

Yunani terletak di ujung selatan Semenanjung Balkan yang berada di ujung tenggara benua Eropa. Wilayah Yunani sebagian besar berupa kepulauan di laut Aegea dan laut Ionia. Batas-batas Yunani adalah di Utara berbatasan dengan Albania, Macedonia, Bulgaria, dan Turki; di Timur berbatasan dengan Laut Aegea; di Selatan berbatasan dengan Laut Tengah; dan di Barat berbatasan dengan laut Ionia (Hermawan, dkk: 132). Selain dikelilingi oleh laut, wilayah Yunani juga memiliki pegunungan kapur yang memiliki lembah terjal. Kondisi alam pegunungan, menjadikan masyarakat Yunani hidup terpisah-pisah dan hidup secara mandiri. Keadaan geografis ini memungkinkan masyarakat Yunani kuno hidup sebagai pedagang. Namun, diantara masyarakat tersebut ada juga yang hidup sebagai petani (Farid, Samsul dan Taufan Harimurti : 219)

Cikal bakal peradaban Yunani adalah peradaban Pulau Kreta. Daerah ini terletak di daerah perairan Laut Tengah bagian timur. Pulau Kreta terletak di persimpangan jalan antara Yunani, Mesir, Bizantium, dan Pulau Sisilia. Kebudayaan Kreta disebut juga kebudayaan Minos. Nama Minos berasal dari nama raja Minos. Nama minos pun menjadi nama tulisan, yaitu tulisan Minos. Akan tetapi, tulisan Minos sampai sekarang belum dapat dibaca sehingga sejarah kerajaan Pulau Kreta hingga saat ini belum terungkap dengan jelas (Farid, Samsul dan Taufan Harimurti : 219-220).

Sumber-sumber sejarah tentang peradaban Pulau Kreta diperoleh dari syair-syair pujangga Homerus dalam kitab Ilyas dan Odyssea. Kisah dalam kitab ini menceritakan kehidupan rakyat di Pulau Kreta yang bercampur dengan kisah-kisah mitologi. Sumber lain adalah penggalian arkeologi yang berhasil menemukan sisa-sisa bangunan kota kuno seperti yang ditemukan di Knossos (Hermawan, dkk: 133). Masyarakatnya telah melakukan hubungan dagang dengan negara-negara tetangga, seperti Mesir, Pulau Sisilia, Syria, dan Asia Kecil. Nama pelabuhan yang terkenal di Pulau Kreta adalah Phaestus (Farid, Samsul dan Taufan Harimurti : 220). Ibukota kerajaan Kreta adalah Knossos. Istananya merupakan bangunan yang berkelok-kelok berbentuk rumah siput yang disebut dengan istana Labyrinth. Bentuk istana seperti ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan istana dan pertahanan dari serangan musuh (Hermawan, dkk: 133).

Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Pulau Kreta adalah Politeisme. Dewa utamanya adalah Dewi Kesuburan atau Ibu Agung. Dei Kesuburan dianggap sebagai pemberi berkah, bukan sebagai pencipta malapetaka. Hal ini yang menyebabkan masyarakat Pulau Kreta tidak mengenal upacara kurban untuk pemujaan para dewa. Pada abad ke-15 SM, peradaban Kreta mulai mengalami kemunduran, penyebabnya, antara lain invasi bangsa lain dari Asia Tengah, bencana alam, dan mundurnya perdagangan (Farid, Samsul dan Taufan Harimurti : 220).

Perlahan, kebudayaan Pulau Kreta lenyap. Walaupun demikian, kebudayaan Pulau Kreta telah mempengaruhi kebudayaan Yunani atau dapat dikatakan bahwa Kebudayaan Pulau Kreta adalah sumber kebudayaan Yunani. Sementara itu, kebudayaan Yunani sebagai peletak dasar kebudayaan Eropa (Farid, Samsul dan Taufan Harimurti : 220).