Semalam (3/5/2019) Liga Dangdut Indonesia (Lida) 2019 sudah menobatkan Faul sebagai juara 1 kontes dangdut termegah di Indonesia. Faul yang notabene berasal dari kabupaten Bener Meriah menjadi ikon baru bagi orang Gayo sendiri dan menjadi kebanggaan provinsi Aceh.
Selama kurang lebih 4 bulan berkompetisi di Lida, banyak orang yang menjadi fans berat dari Faul terkhusus bagi orang Gayo sendiri. Namun, terlalu berat ngefans dengan artis pendatang baru ini, seorang pengguna Facebook dengan nama Yanti Siti Nur menjadi tak terkendali saat meng-upload status yang membuat banyak orang ingin mengklarifikasi maksud dari status tersebut.
Dalam postingannya, Yanti Siti Nur mengatakan, "Hehehe orang Aceh sadar diri hoi bintang idola kalian Cut Bireun, gak usah bawa nama si Faul bangga-banggain Aceh, malu dikit si Faul asli Gayo bener meriah...gak nyangkut paut sama Aceh..lagian kami gak butuh dukungan dari orang Aceh...malu dikit ya...bawa bawa si Faul posting di media Aceh hebat...dapat juara...malu..nya Tarok di mana mulut mu Aceh", begitu pungkasnya.
Postingan tersebut sudah di share oleh banyak netizen di media sosial. Seorang netizen menyayangkan adanya postingan tersebut. Ini bisa menjadi penyulut api antara suku Aceh dan suku Gayo. Banyak juga netizen yang mengatakan bahwa akun tersebut adalah akun palsu yang sengaja dibuat untuk memecahbelah suku Aceh dan suku Gayo.
Perlu diketahui bahwa sebenarnya suku Aceh dan suku Gayo dulunya merupakan suku yang sangat kompak dalam segala hal. Nama Meurah Silu, Meurah Johan, dan sebagainya adalah nama raja yang membangun Aceh pada zaman dahulu yang berasal dari keturunan Adi Genali (kerajaan Linge). Sontak, mengapa Aceh dan Gayo sekarang ibarat terpisahkan?
Hal itu diakibatkan oleh pengaruh Belanda di Provinsi Aceh, Belanda ingin melemahkan perlawanan seluruh rakyat yang hidup di Aceh dengan politik Devide ET Impera (adu domba) nya. Dari saat itu, antara suku Aceh dan Gayo hingga saat ini sudah untuk bersatu dan dilimpahkan seperti masa dahulu.
Patutnya kita semua berbangga dengan adanya kontes Liga Dangdut yang ada saat ini. Setiap provinsi dapat mengirimkan duta nya agar dapat mengharumkan nama provinsi masing-masing. Tujuan utama Lida juga sebenarnya sebagai alat pemersatu bangsa dengan hastag seni menyatukan, agar kita semua dapat mengenal satu sama lainnya. Polling SMS yang ditujukan untuk Faul bukan hanya dari Gayo saja, tapi dari seluruh pendukungnya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Jadikan ini sebagai pembelajaran, gunakan media sosial dengan baik, banyak belajar sejarah, agar terhindar dari fitnah yang bisa merugikan diri sendiri dan orang banyak.
Salah seorang netizen bernama Azfa Hilwa melalui postingannya membuat decak kagum bagi banyak pengguna media sosial. Hiruk pikuk akibat postingan Yanti Siti Nur sedikit dapat diredam dengan postingannya. Dalam postingannya ia menulis "Teruntukmu yang coba memecah persatuan dan kerukunan Aceh-Gayo selepas terpilihnya Paul sang juara di LIDA 2019. Faul adalah sosok pemuda yang netral dan sangat menjujung tinggi kearifan lokal budaya daerahnya. Tidak hanya seni dan budaya gayo yang ditampilkan dalam beberapa penampilannya di panggung ajang seni pencarian bakat penyanyi dangdut terbaik itu, ia juga berusaha mengenalkan kesenian asli Aceh seperti beberapa cuplikan lirik lagu daerah Aceh pada penampilannya di malam grand final Lida 2019 lalu. Jadi tidak ada alasan untuk saling menghujat dan bersikap sukuisme. Saya selaku suku Gayo juga berterima kasih kepada saudara2 yang bersuku Aceh yang telah dengan ikhlas berkontribusi dalam rangka pemenangan putra daerah kita, FAUL sang JUARA. Salam damai", ungkapnya.
Nah, jangan terlalu ambil hati dengan ucapan seseorang, terkadang manusia punya mulut untuk berbicara tapi belum tentu punya otak untuk memikirkan akibat yang bakal ditimbulkan.
Salah seorang netizen bernama Azfa Hilwa melalui postingannya membuat decak kagum bagi banyak pengguna media sosial. Hiruk pikuk akibat postingan Yanti Siti Nur sedikit dapat diredam dengan postingannya. Dalam postingannya ia menulis "Teruntukmu yang coba memecah persatuan dan kerukunan Aceh-Gayo selepas terpilihnya Paul sang juara di LIDA 2019. Faul adalah sosok pemuda yang netral dan sangat menjujung tinggi kearifan lokal budaya daerahnya. Tidak hanya seni dan budaya gayo yang ditampilkan dalam beberapa penampilannya di panggung ajang seni pencarian bakat penyanyi dangdut terbaik itu, ia juga berusaha mengenalkan kesenian asli Aceh seperti beberapa cuplikan lirik lagu daerah Aceh pada penampilannya di malam grand final Lida 2019 lalu. Jadi tidak ada alasan untuk saling menghujat dan bersikap sukuisme. Saya selaku suku Gayo juga berterima kasih kepada saudara2 yang bersuku Aceh yang telah dengan ikhlas berkontribusi dalam rangka pemenangan putra daerah kita, FAUL sang JUARA. Salam damai", ungkapnya.
Nah, jangan terlalu ambil hati dengan ucapan seseorang, terkadang manusia punya mulut untuk berbicara tapi belum tentu punya otak untuk memikirkan akibat yang bakal ditimbulkan.