-->

Perbedaan Gayo Lut, Gayo Deret, Dan Gayo Lukup

Suku Gayo sendiri adalah suku yang jumlahnya kedua terbanyak setelah suku Aceh di Provinsi Aceh. Suku Gayo mendiami kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan beberapa kampung di sebagian wilayah di Aceh Tamiang, dan Aceh Timur.

Berdasarkan dari berbagai sumber dan didukung oleh berbagai penemuan sejarah seperti fosil dan artefak, menyebutkan bahwa suku Gayo adalah salah satu suku yang termasuk ke dalam Proto Melayu atau Melayu Tua atau suku yang pertama sekali bermigrasi ke wilayah Nusantara beberapa ribu tahun lalu sebelum datangnya Deutro Melayu. Berdasarkan pengukuran uji karbon C14 terhadap fosil manusia purba yang berada di Loyang Mendale dan Ujung Karang, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah didapatkan hasil usia fosil yang berasal dari 4500 tahun Sebelum Masehi atau kerangka tersebut sudah membatu selama 7500 tahun. Berarti, selama ribuan tahun, suku Gayo sudah menyebar ke berbagai tempat/daerah di Provinsi Aceh.

Masuknya Suku Gayo menurut sejarah di Kepulauan Nusantara, nenek moyang Suku Gayo mengawali perjalanan panjang dari daerah Lukup, serbejadi, Tamiang, lalu menelusuri sungai hingga menemui hulu nya yakni Danau Laut Tawar di Aceh Tengah, lalu menyebar ke daerah Gayo Lues dan sebagian daerah Aceh Tenggara.

Perbedaan penyebut Gayo sendiri kemungkinan besar diakibatkan oleh terputusnya komunikasi selama ratusan tahun diantara nenek moyang suku Gayo sendiri akibat perbedaan jarak antara daerah migrasi yang telah disebutkan sebelumnya.

Perbedaan jarak tersebut memungkinkan diantara nenek moyang mengembangkan sendiri kebudayaannya di daerah yang ditempati pada masa itu. Kita sebut saja baju tradisional Gayo Lut sangat berbeda dengan Gayo Deret, serta beberapa kosakata bahasa lokal/bahasa ibu yang sulit dimengerti oleh keduanya walaupun sama-sama bersuku Gayo. Perbedaan dialek bahasa ini dipengaruhi oleh faktor alam dan lingkungan tempat tinggal yang didiami.

Nah, penyebutan Gayo Lut sendiri berdasar kepada masyarakat Gayo yang mendiami daerah seputar Danau Laut Tawar dan sekitarnya yakni wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah, Gayo Deret sendiri diibaratkan untuk orang-orang Gayo yang bermigrasi jauh dari hulu sungai yakni daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara, dan penyebutan Gayo Lukup digunakan untuk mereka suku Gayo yang tinggal di daerah Lukup Aceh Tamiang dan Gayo Serbejadi di daerah Aceh Timur.

Perkembangan masyarakat Gayo Lut dan Gayo Deret sangat dominan dibandingkan dengan masyarakat Gayo di Aceh Tamiang maupun di daerah Aceh Timur.