-->

Di Fitnah Tetangga

Beberapa waktu lalu, tetangga saya pergi keluar kota. Kurang lebih selama satu minggu, rumah nya terlihat kosong. 

Nah, hari ini ia sudah kembali. Terlihat mobil ayla berwarna hitam juga terparkir di depan teras rumahnya. Seperti biasa, pagi hari saya pergi bekerja dan pulang pada siang hari. Saya bekerja sebagai seorang guru.

Sewaktu pulang dari tempat bekerja, istri saya langsung mengatakan sebuah kejadian yang kurang mengenakkan bagi saya ketika mendengarnya.

Pagi tadi, ketika jemur baju, bapak tetangga (IY) sebelah nanya, si wien kemana? Tidur ungkap saya. Lalu si bapak melanjutkan percakapannya, yakni ia lagi mencari tali jemuran nya yang hilang. Lanjutnya, "ada pencuri tali di sekitar sini, talinya digunakan untuk mobil kali ya". Ungkapnya

Sumber : meme arsenal

Mendengar cerita tersebut, saya api emosi di hati saya langsung tersulut. Saya berpikir bahwa bapak tetangga tersebut menuduh saya mengambil tali jemurannya.

Padahal jika dipikir-pikir, sebelum ia berangkat keluar kota, tali jemuran yang ia cari memang sudah hilang. Lalu, sekarang ia mencari lagi dengan dalih menuduh saya mengambilnya.

Awalnya kami bertetangga baik, sebelum saya memiliki sebuah mobil. Kurang lebih dua bulan saya memiliki mobil, sikapnya langsung berubah drastis. Iri dan dengki ya wajar jika melihat orang lain membeli barang baru. 

Sampai menuduh saya mencuri tali jemurannya, padahal untuk apa saya mencuri tali, toh saya beli seratus gulung pun pasti sanggup saya beli.

Sempat terpikir untuk melapor ke pihak berwajib karena sudah mencemarkan nama baik saya. Namun, saya berpikir ulang untuk tidak menempuh jalur tersebut soalnya ia adalah salah satu pimpinan instansi yang bergerak di bidang pendidikan dan juga orang yang dituakan, disegani di kalangan masyarakat.

Sudah sewajarnya yang muda yang mengalah. Termasuk mengalah dari awal, ketika ia membuat tiang jemuran di sekitar tanah milik rumah yang saya sewa dan tempati saat ini. Ada juga suatu kejadian lucu dimana ia sempat juga menjemur pakaian dalam, tepat di belakang mobil saya yang sedang terparkir. Saya diamkan aja, soalnya kualat kalo lawan orang tua.

Walaupun menggangu, ya saya anggap itu hal yang wajar saja dikarenakan ia tidak memiliki tanah untuk membangun jemuran. Beberapa kali, tiang jemurannya juga mengganggu akses jalan saya keluar masuk, saya pasrah saja.

Namun, kok ada ya kedengkian di hatinya. Bahkan sampai menuduh nuduh sembarangan. Jika iri dengan mobil yang saya punya, silahkan. Namun, jika sampai menuduh sih saya rasa itu tindakan yang konyol dilakukan oleh seorang yang punya jabatan.

Bapak IY ini juga memelihara ayam. Belasan ekor jumlahnya. Setiap harinya saya perhatikan selalu mengobrak abrik sampah yang sudah saya bakar di belakang rumah. Kalo dipikir lagi, dengan Undang undang dan pasal melepaskan hewan ternak dilarang, sudah dari dulu saya laporkan hewan ternaknya. Sampai detik ini pun saya masih mengalah. Masih sabar. Suatu saat, biarkan tertulis di buku sijjin tentang keburukannya di dunia, walau ia selalu pakai kopiah setiap lima waktu.