1.
Kehidupan Bangsa
Indonesia di Bidang Politik
Sistem politk Adu Domba (Devide et Impera) yang digunakan pemerintah
kolonial Belanda mampu memperlemah, memperdaya bangsa Indonesia, dan bahkan
dapat menghapus kekuasaan pribumi. Beberapa kerajaan besar yang berkuasa di
berbagai daerah di Indonesia satu demi satu dapat dikuasai oleh Belanda.
Kedudukan para bupati dianggap sebagai pegawai negeri yang digaji oleh
pemerintah kolonial Belanda. Kewibawaan para bupati telah jatuh di mata rakyat
Indonesia, bahkan jabatan para bupati dimanfaatkan untuk menekan dan memeras
rakyat Indonesia. Perilaku para penguasa pribumi selalu diawasi secara ketat
sehingga mereka sulit untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari aturan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian, rakyat Indonesia saat itu tidak memiliki
pemimpin yang dapat diharapkan untuk menyalurkan aspirasi dan justru kehidupan
berpolitik menjadi buntu.
2. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Ekonomi
Penderitaan akibat politik pemerasan yang dilakukan kolonial Belanda
terhadap rakyat Indonesia telah mencapai puncaknya pada masa pelaksanaan sistem
Tanam Paksa (Cultuurstelsel) dan sistem Ekonomi Liberal (Politik Pintu
Terbuka).
Keuntungan dari pelaksanaan sistem Tanam Paksa dan Politik Pintu Terbuka
tersebut tidak ada satu pun yang digunakan untuk kepentingan Indonesia, namun
digunakan Belanda untuk membangun negerinya di Eropa dan untuk membayar utang
luar negeri pemerintah kolonial Belanda. Dengan demikian, kehidupan ekonomi
rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda sungguh memprihatinkan sehingga
banyak rakyat yang hidup dalam kemiskinan dan mati kelaparan. Perkembangan
ekonomi pada masyarakat kolonial sangat
besar pengaruhnya terhadap kegiatan-kegiatan
berikut:
a.
Perdagangan
Kegiatan perdagangan pada masa
pemerintah kolonil belanda dikuasi oleh penguasa swasta asing .masyarakat pada
waktu itu tidak memiliki kesempatan untuk memperdagangkan hasil buminya .hal
tersebut terjadi karena hasil bumi mereka terpaksa harus dijual pada para pedagang asing yang mendapat perlindungan dari pemerintah.
b.
Pertanian dan perikanan
Sebelum kedatangan bangsa barat ,bangsa indonesia telah mengenal sistem pertanian dan perikanan .pada masa
kolonial banyak masyarakat indonesia yang bergerak di bidang pertanian dan
perikanan .namun ,mereka tidak menikmati hasilnya sendiri karena di rampas oleh
pemerintah kolonial belanda ,dan para
petani dipaksa untuk menjualnya pada
pedagang swasta asing.
c.
Infrastruktur
Untuk menunjang kelancaran
pengangkutan hasil-hasil perusahaan perkebunan dari daerah pedalaman ke daerah
pantai atau pelabuhan ,pemerinah kolonial
belanda membangun infrastruktur
seperti irigrasi ,jalan raya ,jembatan ,dan jalan rel kereta api .pembangunan jalan ,jembatan dan rel kereta api tersebut dilakukan dengan enggerakan tenaga rakyat secara paksa
(kerja rodi ).adanya penggerahan kerja
rodi tersebut membawa penderitaan bagi masyarakat indonesia.
d.
Taraf hidup masyarakat indonesia
Sejak bangsa barat datang
keindonesia ,indonesia selalu dijadikan tempat pemerasan oleh bangsa
barat.walapun silih bergantisistem pemerintahan (dari VOC ,pemerintahan
kerajaan belanda ,ingris,dan kembali pada pemerintahan koloniel belanda )bangsa
indonesia tetap menderita dan
sengsara.selama bangsa indonesia berada dibawah kekuasaan bangsa barat ,maka
selama itu pula taraf kehidupan bangsa indonesia di bawa garis kemiskinan dan hidup menderita .penderitaan hidup yang
dialami bangsa indonesia ini lah yang
menjadi pendorong semangat perjuang da
pergerakan bangsa indonesia menentang
penjajah.
3. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Sosial
Kehidupan sosial yang dialami oleh rakyat Indonesia pada masa penjajahan
Belanda antara lain diskriminasi ras dan intimidasi yang diterapkan pemerintah
kolonial Belanda. Diksriminasi dan intimidasi itu didasarkan pada golongan
dalam kehidupan masyarakat dan suku bangsa. Penduduk berkulit putih dan
kolonial Belanda termasuk ke dalam golongan dengan status sosial yang lebih
tinggi dan memiliki hak-hak istimewa, sedangkan rakyat pribumi termasuk ke
dalam golongan rendah yang lebih banyak dibebani oleh kewajiban-kewajiban dan
tidak diberikan hak sebagai layaknya warga negara yang dilindungi oleh hukum.
Kemudian, tidak semua anak pribumi memiliki kesempatan untuk memperoleh
pendidikan seperti yang diperoleh anak-anak kolonial Belanda. Demikian pula,
dalam lingkungan pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang-orang
pribumi. Dengan demikian, adanya diskriminasi ras dan segala bentuk intimidasi,
baik secara langsung maupun tidak langsung telah menimbulkan kesenjangan antara
orang-orang Belanda dan rakyat pribumi.
4. Kehidupan Bangsa Indonesia di Bidang Kebudayaan
Kebudayaan barat (Eropa) yang dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Belanda
mulai dikenal bangsa Indonesia sejak abad ke-15. Budaya-budaya barat tersebut
diterapkan ke dalam lingkungan kehidupan tradisional rakyat Indonesia, seperti
cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa, dan sistem pendidikan
Tidak semua budaya barat
yang masuk ke Indonesia dapat diterima oleh rakyat Indonesia, karena adanya
tata cara yang berlawanan dengan nilai budaya bangsa Indonesia yang telah
diwariskan secara turun-temurun. Contoh budaya barat yang berlawanan dengan nilai
luhur antara lain mabuk-mabukan, pergaulan bebas, pemerasan, dan penindasan.
1.
Kehidupan Bangsa
Indonesia di Bidang Pendidikan
Usaha – usaha yang dilakukan oleh kolonial
Belanda dalam bidang pendidikan tidak lain adalah untuk keuntungan pemerintahan
Belanda, yaitu menghasilkan pegawai administrasi Belanda yg murah, terampil,
dan terdidik. Selain itu Pemerintah Belanda menyusun kurikulum pendidikannya
sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia sampai
abad ke – 19 menunjukkan kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak semua
masyarakat mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatan lah yang dapat
merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha
kaya, dan yang lainnya. Para Pahlawan kita lah yang mengajarkan pendidikan
kepada rakyat - rakyat jelata, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tidak
lagi dibodoh – bodohi oleh para kolonial Belanda.
Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain :
Ø Munculnya golongan - golongan terpelajar di Indonesia.
Ø Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga –
tenaga kerja di perusahaan Belanda.
Ø Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.
Proses Masuknya Kristen
ke Indonesia
Pada abad XVI, bangsa Portugis dan kemudian bangsa Belanda datang ke
Indonesia. Maksud kedatangan mereka ke Indonesia sebenarnya adalah mencari
rempah-rempah yang akan mereka perdagangkan di Eropa. Yang pertama datang ke
wilayah Nusantara ini adalah armada dagang Portugis yang sebelumnya telah
merintis jalan melalui Tanjung Harapan. Kemudian, kedatangan Portugis itu
disusul oleh armada dagang Belanda. Armada Portugis yang pertama dipimpin oleh
Alfonso D' Albuquerque dan tiba di Maluku serta mulai mengadakan pendekatan
dengan penduduk asli. Dalam perjalanannya itu ikut serta imam-imam Katolik yang
kemudian menyebarkan agama Katolik. Armada Belanda datang kira-kira pada awal
abad XVII setelah sekian lama bangsa Portugis berada di Indonesia. Kedua bangsa
inilah yang memperkenalkan agama Kristen, yaitu Kristen Katolik dan Kristen
Protestan di Indonesia. Pada dasarnya kedua agama tersebut sama, karena
keduanya memiliki kitab suci yang disebut Al-kitab yang terdiri dari perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru atau Injil. Akan tetapi keduanya mempunyai sejarah
yang agak berbeda.
Masuknya Agama Katolik
Agama Kristen Katolik disebarkan pertama kali di Indonesia oleh imam-imam
Katolik. Agama ini diperkenalkan kepada penduduk asli dengan cara damai dengan
penuh cinta kasih. Seorang imam yang terkenal pada waktu itu adalah Fransiscus
Xaverius, yang telah banyak memberikan waktu dan tenaganya bagi pekerjaan misi
di Indonesia.
Misi Katolik ini bekerja tidak hanya di Maluku, tetapi juga di Flores,
Timor Timur, Kepulauan Kei, Pulau Jawa, yaitu di sekitar Muntilan, Malang, dan
Jakarta, serta pulau-pulau lain di Indonesia.
Selain mengajarkan agama, misi Katolik juga membangun sekolah-sekolah dan
rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia. Karya misi Katolik ini tidak
hanya terbatas pada orang yang beragama Katolik saja, tetapi bagi semua orang,
apapun agama atau kepercayaannya.
Pusat agama Katolik di seluruh dunia terletak di Vatican, suatu wilayah
di negara Roma, Italia. Pimpinannya disebut Paus. Pimpinan gereja Katolik di
Indonesia disebut Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI). MAWI sering
melakukan pendekatan antara kelompok-kelompok agama Kristen Katolik dengan
kelompok agama lain yang ada di Indonesia.
Masuknya Agama Kristen
Protestan
Bangsa Belanda memperkenalkan agama Kristen Protestan untuk pertama kali di Indonesia. Mula-mula penyebaran itu di arahkan kepada orang yang berada di sekitar tempat perdagangan rempah-rempah, umumnya di Maluku dan kemudian meluas ke segala pelosok di tanah air. Pendeta-pendeta Protestan yang datang yang datang dari Negeri Belanda pada umumnya bekerja untuk bangsa Belanda, tetapi kemudian mereka juga mengajarkannya kepada penduduk asli. Dalam penyiaran ini pemerintah penjajahan sangat membatasi pekerjaan pengabaran agama kepada penduduk asli, karena takut mengganggu perdagangan yang mereka laksanakan. Namun, penyebaran agama tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan kepentingan dagang. Oleh karena itu, meskipun terdapat hambatan dari pemerintah penjajah, agama Kristen Protestan berkembang terus. Selain dari bangsa Belanda pendeta dari Jerman, Amerika dan Swiss juga bekerja di Indonesia. Pada umumnya mereka bekerja di pelabuhan, seperti Kalimantan, tanah Batak dan Irian Jaya. Karena para pendeta tidak datang hanya dari satu wilayah, umat Kristen Protestan itu terdiri dari berbagai gereja. Nama gereja-gereja itu disesuaikan dengan nama wilayah tempat gereja-gereja itu semula didirikan. Misalnya Gereja Jawa, Gereja Protestan Maluku, Gereja Kalimantan, Huria Kristen Batak Protestan, dan Gereja Kristen Sulawesi Selatan. Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kesadaran sebagai satu bangsa ini tampak juga didalam kehidupan gereja. Sejak itu diadakan pendekatan-pendekatan untuk mempersatukan gereja-gereja ini. Pada tahun 1950 didirikanlah Dewan Gereja-gereja Indonesia (DGI). DGI inilah yang menjadi wakil umat Kristen Protestan di Indonesia. Meskipun agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan diperkenalkan oleh bangsa Eropa, agama itu bukan milik bangsa Eropa. Pemeluk agama-agama itu adalah juga bangsa Indonesia. Sebagai satu keluarga besar bangsa Indonesia, pemeluk agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan sama dengan pemeluk agama lainnya.
sumber :
- Samsul
Farid. 2017. Buku Sejarah Indonesia SMA Kelas XI. Yrama Widya. Bandung
- Sardiman
AM. 2017. Buku Sejarah Indonesia dan Umum SMA Kelas XI. Pusat Kurikulum dan
Perbukuan. Jakarta
- Suhartono.
2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Suroyo,
Djuliati. 2010. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve
Setelah membaca dan memahami artikel di atas, ayo kita evaluasi dengan klik tautan berikut : link evaluasi