-->

Objek Kajian Sosiologi

Objek kajian Sosiologi adalah masyarakat yang meliputi kehidupan sosial suatu masyarakat. Dalam kehidupan sosial itu, Sosiologi menyoroti hubungan antarmanusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan tersebut, seperti realitas sosial budaya dan gejala sosial (Yad Mulyadi, dkk : 19). Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi, misalnya seorang sosiologi mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini. Mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah (Sugito Widyatmoko : 13)


Emile Durkheim menyatakan bahwa di balik manusia sebagai individu dan kelompok, ada fakta sosial berupa cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Sedangkan, menurut Webber, di balik individu dan kelompok terdapat tindakan-tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Jadi, menurut dua tokoh ini, objek formal sosiologi adalah fakta sosial atau tidakan sosial. Namun, menurut Alex Inkeles (1965), perhatian utama sosiologi adalah hubungan sosial, institusi/ lembaga, dan masyarakat, yang menjadi unit analisis tersendiri dalam ilmu sosiologi (Idianto Muin : 10)

1. Realitas Sosial Budaya

Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Kenyataan sosial budaya ini terjadi karena adanya pola-pola hubungan yang terjadi dalam masyarakat. Pola-pola hubungan tersebut dapat menciptakan kestabilan, tetapi dapat juga menimbulkan konflik (Yad Mulyadi : 19-20). Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat dalam kehidupan masyarakat:
a.    Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi dan sosial (Yad Mulyadi : 20)
b.    Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu dan kelompok, dan antar kelompok (Yad Mulyadi : 21).
c.    Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat. Status merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat statis (Yad Mulyadi : 21).
d.    Peran merupakan pola tindakan atau perilaku dari orang yang memiliki status tertentu. Peran merupakan aspek masyarakat yang kurang leih bersifat dinamis (Yad Mulyadi : 21).
e.    Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan. Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folsway) dan tata kelakuan (mores) (Yad Mulyadi : 21)
f.    Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi oleh semua masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi (Yad Mulyadi : 21). Norma ini merupakan aturan dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis (Sugito Widyatmoko : 39)
g.    Pranata sosial (Lembaga Sosial) adalah suatu sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan-tindakan maupun kegiatan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia (Yad Mulyadi : 22)
h.    Sosialisasi merupakan proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya (Yad Mulyadi : 22).
i.    Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku (Yad Mulyadi : 22).
j.    Pegendalian sosial adalah usaha yang dilakukan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku (Yad Mulyadi : 23).
k.    Perubahan sosial budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Yad Mulyadi : 23).
l.    Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan di dalam suatu lingkungan yang turun temurun dari generasi ke generasi (Yad Mulyadi : 23).

2. Gejala Sosial

Gejala sosial adalah gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat. Gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat dapat diartikan sebagai sebuah fenomena sosial. Munculnya fenomena sosial di masyarakat berawal dari adanya perubahan sosial. Gejala ini dapat berupa perubahan gaya hidup, perubahan sistem kemasyarakatan, maupun hal-hal yang dapat memicu terjadinya masalah-masalah sosial (Yad Mulyadi : 23).

Sumber:
1.    Mulyadi, Yad. dkk. 2016. Sosiologi Kelas X. Bogor: Yudhistira
2.    Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga
3.    Widyatmoko, Sugito. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X (Kelompok Peminatan). Sidoarjo: Masmedia