-->

Jenis burung kicau yang banyak digemari

Maraknya kontes burung kicau yang diselenggarakan di setiap daerah sampai menyediakan hadiah yang begitu fantastis membuat banyak masyarakat Indonesia memelihara burung kicau. Mulai dari usia anak-anak hingga dewasa saat ini menggemari aktivitas memelihara, melatih dan merawat burung kicau. Kali ini kita akan membahas burung kicau jenis apa saja yang banyak digemari oleh para kicau mania, berikut ulasannya. 

1. Murai Batu

Sumber gambar : https://www.google.com/amp/s/arenahewan.com/manfaat-kencur-untuk-murai-batu/amp

Murai batu, juga dikenal sebagai Kucica hutan. Termasuk ke dalam famili Muscicapidae atau burung cacing. Tersebar di seluruh pulau Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan sebagian pulau Jawa. Beberapa pakar menganggap ras dari Kalimantan Utara Murai alis putih sebagai spesies tersendiri. (Wikipedia)

Burung yang satu ini adalah jenis burung kicau yang sangat digemari dan oleh para Hunter burung selalu menjadi burung dengan prioritas nomor satu untuk diburu di hutan. Hal ini dikarenakan selain banyaknya suara yang dapat ia kuasai, warna bulu dan ekornya yang panjang menjadi kesan tersendiri bagi pencinta burung kicau serta harga jual yang begitu fantastis hingga puluhan juta rupiah.

Namun, Murai Batu saat ini keberadaanya sudah sangat langka di alam liar, akibat perburuan liar dan untuk menjamin kelangsungan hidup burung eksotis yang satu ini, sekarang banyak penggemar burung murai mulai membudidayakannya. Namun budidaya burung Murai ternyata sangat sulit, sebab burung selain sulit untuk menjodohkan jantan dan betina, kita juga harus siap mengeluarkan modal besar untuk menyediakan kandang dengan setting alam liar yang sangat disukai oleh burung Murai.

Jika kesemua nya berhasil, maka Murai akan mulai kawin dan bertelur dimana dalam satu periode, murai betina bisa menghasilkan 4 sampai 6 butir telur dan selama 21 hari akan mengerami telur-telur tersebut.

Beberapa daerah di Indonesia juga telah menetapkan burung Murai Batu menjadi burung yang tidak boleh lagi diburu di alam liar melihat keberadaannya yang semakin langka.


Adapun jenis Murai Batu yang populer di Indonesia antara lain Murai batu Medan, murai batu Borneo, murai batu Nias dan murai batu ekor hitam.

Diantara jenis murai diatas juga memiliki perbedaan yang tidak jauh beda, semisal murai batu Medan ukuran tubuhnya lebih besar sedikit dibandingkan dengan murai batu Nias dan juga murai batu Nias memiliki ekor yang tidak akan melebihi 20 cm sedangkan murai batu Medan memiliki panjang ekor yang bisa melebihi ukuran tersebut. Bentuk badan murai batu Medan juga lebih proporsional dibanding murai batu Nias.

Sebelum membeli burung murai batu, ada baiknya pelajari dulu kelebihan dan kelemahan setiap jenis murai, hal ini dikarenakan harganya yang mahal jika salah beli maka bukan mendatangkan keuntungan bagi pencinta burung, melainkan buntung. Selain itu, perawatan burung murai lebih ribet dibandingkan jenis burung lainnya hingga mencapai level gacor atau memiliki isian yang banyak.

2. Murai Daun atau Cucak Ijo


Cica-daun besar adalah jenis burung pengicau dengan seluruh badan dominan dengan warna hijau. Burung ini memiliki nama ilmiah Chloropsis sonnerati dan termasuk ke dalam suku Chloropseidae; berkerabat dekat dengan burung cipoh. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai Greater Green Leafbird (Wikipedia).

Habitat Cucak Ijo atau murai daun di Indonesia berada di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Adapun makanan pokok cucak ijo sendiri adalah buah buahan serta jangkrik dan ulat ketika berada di alam liar. Jika sudah diternakkan, maka burung ini juga bisa memakan por burung. 

Burung ini juga salah satu spesies burung yang dilarang untuk diburu secara bebas di alam liar sebab sudah diundangkan menjadi salah satu burung yang dilindungi dan harus dijaga ekosistemnya.

Walau harga jualnya tidak se-fantastis murai, namun bisa menyentuh harga jutaan rupiah juga tergantung kondisi dan isian burung cucak ijo sendiri.

Diketahui, ada lima jenis burung cucak ijo atau murai daun di Indonesia, yaitu cucak ijo Jawa (Banyuwangi), cucak ijo sumatera, cucak ijo Kalimantan, cucak ijo mini dan cucak ijo ranting. Diantara jenis ini, cucak ijo Banyuwangi adalah cucak ijo yang sudah terkenal dibanding cucak ijo lainnya dengan rumor bahwa isiannya lebih banyak dibanding cucak ijo jenis lainnya.


Dengan alasan warnanya yang hijau cerah hampir sama seperti daun, maka tak jarang orang menyebutnya dengan murai daun. Itulah sebabnya, maka cucak ijo atau murai daun sebenarnya adalah burung yang sama.

Di Kalimantan sendiri, keberadaan cucak ijo di alam liar sudah dapat dikatakan hampir punah, akibat maraknya perburuan terhadap burung cucak ijo.

3. Kacer

Sumber
Sumber : https://www.burungcantik.com/cara-merawat-burung-kacer/

Kacer atau kucica kampung adalah burung pengicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan sebagai anggota keluarga turdidae tetapi kini dianggap sebagai anggota burung muscicapidae. Burung ini dianggapberwarna hitam dan putih dengan ekor yang panjang (Wikipedia).

Kacer adalah burung pemakan serangga seperti jangkrik, belalang, dan serangga lainnya. Ekosistem Kacer adalah di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. 

Banyak yang tertarik memelihara Kacer dikarenakan Kacer memiliki kemampuan luar biasa dalam hal meniru suara burung lain, selain itu Kacer merupakan burung yang cepat untuk dijinakkan.

Sama seperti murai dan cucak ijo, perburuan Kacer juga dilarang untuk saat ini di hutan liar. Perburuan Kacer dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem alam dimana Kacer juga dikenal sebagai burung yang sulit untuk berjodoh. Biasanya Kacer hidup secara berdampingan dengan pasangannya dan menjauhi pasangan Kacer lainnya di alam liar sebab sifat Kacer sendiri adalah burung yang suka menjaga wilayah kekuasaannya. Jika salah satu Kacer tertangkap, maka pasangannya akan menjomblo seumur hidup. Sayang sekali ya mblo.

Untuk masalah perawatan sendiri, merawat Kacer juga dianggap mudah, yang penting selalu menjaga kebersihan kandang dan kualitas pakan serta rajin melatih Kacer, maka Kacer gacor full isian bisa diperoleh.

Kacer full isian yang pernah menang kontes burung pernah ditawar dengan harga 50 juta. Tentu hal ini sangat menguntungkan dan mendatangkan rejeki yang tidak dapat diduga-duga dari hobi.

4. Pleci


Zosterops atau pleci merupakan marga penciri burung kacamata, dan memiliki jumlah anggota terbesar. Secara tradisional, genus ini dimasukkan ke dalam suku Zosteropidae; namun berdasarkan kajian filogeni terbaru, bisa jadi kelompok ini merupakan bagian dari suku Timaliidae (Wikipedia).

Burung pleci bisa dikatakan sebagai burung kecil berkemampuan luar biasa. Kecil-kecil memiliki suara tembakan yang nyaring dan juga suara merdu yang khas.

Pleci sendiri memiliki penggemar tersendiri di kalangan penghobi burung kicau. Kecil dan imut sangat cocok untuk burung yang satu ini. Hal itulah yang menjadi keistimewaan pleci.

Ukuran tubuh kecil tersebut ternyata berefek samping pada perawatan, dimana banyak kicau mania menyerah memelihara burung pleci sebab sulit sekali untuk dirawat dan rentan sekali untuk mati. Perawatan yang terbilang sulit dibanding burung kicau jenis lainnya. 

Untuk mendapatkan pleci terbilang masih gampang, banyak dijual dipasar burung dengan harga terjangkau. Penulis masih ingat bahwa seekor pleci dihargai 2 ribu rupiah/ekor ketika penulis SMA di tahun 2010-an. Sekarang harga bakalan pleci berkisar dari harga 20 ribuan hingga 200 ribuan tergantung jenis pleci tersebut.

Ada beberapa jenis pleci yang dikenal yakni pleci buxtoni, pleci auriventer, pleci dakun mata putih, pleci dakun mata merah, pleci montanus, dan lain sebagainya.

5. Love Bird atau Burung Cinta

Burung yang satu ini pernah tenar dikarenakan pernah ditawar dengan harga 1 milyar lebih. Hal ini viral di banyak channel YouTube. Cari aja love bird bernama Kusumo yang saat ini oleh pemiliknya dikabarkan 

Siapa yang tak kenal dengan burung yang suka ngekek konslet ini. Selain itu juga, memiliki perawakan imut dan suka menggigit jaring sangkar, membuat burung ini selalu enak untuk dipandangi karena tingkahnya yang lucu dan menggemaskan.

Love bird adalah burung kicau pemakan biji-bijian yang habitat aslinya berasal dari Benua Afrika dan Pulau Madagaskar. Di Afrika sendiri love bird lebih sering dianggap hama oleh para penduduk karena sering memakan tumbuhan yang hampir dipanen, mungkin di Indonesia hampir serupa dengan burung Pipit atau burung gereja yang sering memakan padi petani. Hehe

Sesampainya di Indonesia, love bird menjadi salah satu burung primadona. Setiap kontes burung, pasti ada kelas bagi love bird dengan mempertontonkan ngekek konslet nya. 

Di Indonesia sendiri, love bird sudah banyak dibudidayakan. Budidaya love bird terbilang cukup mudah di kalangan kicau mania. Kemudahan ini juga berbanding lurus dengan maraknya bermunculan para pembudidaya love bird yang mana saat ini harga jual love bird terbilang cukup murah mulai dari 100 ribuan. Padahal dahulu, love bird paling murah saja memiliki harga jual 500 ribu. Itu pun masih anakan. Dulu love bird masih jarang sedangkan sekarang sudah mendominasi pasar burung.

6. Kenari


Burung kenari pertama ditemukan Oleh Pelaut Prancis Jean de Berthan Cout di Kepulauan Canary pada abad ke-15 (Wikipedia). 

Karena banyak ditemukan di pulau canary maka burung kicau satu ini dinamakan burung kenari. Burung kicau satu ini memiliki kicauan yang nyaring dan juga bisa meniru beberapa suara burung lain walau tidak banyak.

Kenari adalah jenis burung pemakan biji-bijian dan bersifat teritorial yakni menjaga wilayah masing-masing. Jika kenari jantan bertemu dengan kenari jantan lainnya, dipastikan bisa berkelahi satu sama lainnya.

Perawatan kenari terbilang cukup sulit karena burung ini rentan terkena penyakit disebabkan oleh jamur. Maka dari itu, kandang kenari tidak boleh kotor dan jangan juga kenari terlalu sering terpapar sinar matahari. 

Melatih burung kenari agar gacor terbilang cukup mudah, yang penting adalah membuat kenari nyaman dengan kandangnya. Jika kenari mendengar suara burung lain yang lebih merdu suaranya dekat dengan lingkungannya, maka kenari akan mengeluarkan suara yang lebih merdu lagi sebagai tanda bahwa ia lebih hebat dibanding burung lainnya.

Menjodohkan kenari juga cukup sulit, namun jika proses perjodohan berjalan dengan baik maka kenari betina dalam jangka waktu sebulan setengah bisa mengerami telur-telurnya hingga 2 periode penetasan.

Adapun harga jual kenari masing terbilang mahal dikalangan pencinta burung kicau. Untuk anakan saja bisa dihargai paling murah 100 ribu per ekor walau kita belum bisa membedakan jenis kelaminnya.

7. Gelatik Batu/Gelatik Wingko

Sumber : www.jalaksuren.com

Gelatik-batu kelabu adalah spesies burung dari keluarga Paridae, dari genus Parus. Burung ini merupakan jenis burung pemakan berbagai serangga yang memiliki habitat di hutan mangrove, hutan pantai, hutan sekunder, kebun, tegalan, pertanian, pedesaan, taman, tersebar sampai ketinggian 2.000 m dpl (Wikipedia).

Ukuran tubuhnya yang lumayan kecil, berwarna dominan abu-abu bergaris hitam dan dadanya berwarna putih, sangat mudah untuk dikenali. Gelatik sendiri adalah burung yang mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Cara membedakan gelatik betina dan jantan juga sangat mudah. Gelatik betina memiliki garis dada hitam yang lebih tebal jika dibandingkan dengan gelatik jantan yang memiliki garis hitam tipis di dadanya. Ukuran kepala betina juga terlihat lebih besar dibandingkan dengan gelatik jantan. 

Kicauan gelatik yang gacor terdengar indah dan merdu, burung ini tidak bisa meniru suara burung lainnya. Untuk membuat gelatik gacor sangat mudah sekali yakni pada pagi hari mandikan gelatik lalu di angin-anginan, selanjutnya beri pakan ulat Hongkong atau jangkrik, dikerudung dan dipancing dengan masteran. Biasanya tidak sampai jangka waktu sebulan gelatik sudah gacor. Keberhasilan ini tergantung usia gelatik sendiri.